Rabu, 23 Maret 2016

Transportasi dan Penginapan di Melbourne



Kedatanganku di Melbourne, disambut oleh gedung-gedung tinggi yang seolah saling berlomba menggapai langit. Manusia dengan berbagai macam warna kulit, berjalan hilir mudik di depanku, dengan menyeret koper besar di samping mereka. Kebanyakan dari mereka berjalan seorang diri. Itulah para solo traveler yang banyak memadati Kota Melbourne.
Belum selesai kekagumanku atas pemandangan di depanku ini yang seperti suasana syuting film di luar negeri, aku dikagetkan oleh suara lonceng kereta api yang berjalan di tengah-tengah jalan raya.
tram di tengah jalan raya

“Itu tram” kata si ayah disampingku. Dia menangkap rona penasaran di wajahku. Tram yang seolah tidak peduli akan keberadaanku, terus membunyikan loncengnya berdenting-denting. 

Tram itu berjalan di tengah jalan raya, seperti busway kalau di Jakarta. Bedanya, jalan tram disini hanya dibatasi oleh sebuah garis putih. Kalau di Jakarta, pasti sudah diserobot oleh kendaraan lain nih. Jalan busway saja banyak diserobot oleh kendaraan lain meskipun pembatas sudah ditinggikan, sampai pembatas jalannya jebol dan remuk, saking terlalu banyaknya kendaraan di Jakarta.

Tetapi berbeda di Melbourne ini, meskipun hanya dibatasi oleh garis putih, kendaraan lain tidak berani masuk ke jalur tram. Semua kendaraan berjalan di jalurnya masing-masing, tanpa saling berebut.

Aku duduk di bangku yang tergeletak dengan pasrah di atas trotoar. Aku ingin menikmati pemandangan ini sejenak, sambil menanti si ayah yang sedang mengamati peta Kota Melbourne. Meskipun aku duduk dikelilingi oleh bangunan-bangunan tinggi, tetapi angin dingin tanpa ampun menerjangku dari berbagai arah. Berbeda dengan Sydney, dimana angin jarang berhembus di tengah kota, di tengah kumpulan gedung pencakar langit, membuat Melbourne berkali-kali lipat lebih menggigil daripada Sydney.

“Ayo, tempat menginap kita berada di Flinders Street, seharusnya sih tidak jauh dari sini” kata si ayah yang telah berhasil menerjemahkan peta di tangannya. Sebenarnya dia mengandalkan GPS di layar handphonenya. Enaknya si ayah yang punya nomer hp Australia dengan simbol angka +61 di depannya, sehingga dapat terhubung internet dimanapun dia berada. Berbeda dengan nomerku yang berangka depan +62, aku harus mencari hotspot wifi untuk dapat terhubung ke internet. “Ganti nomer Australia itu ribet banget, isian biodatanya banyak banget, tidak seperti di Indonesia dimana orang-orang dengan mudahnya gonta-ganti nomer hp” kata si ayah panjang lebar ketika aku minta ganti nomer Australia.

Aku berdiri dengan semangat dari tempat dudukku di tengah trotoar yang lebar, begitu mendengar ajakan si ayah untuk segera berjalan kembali. Tubuhku sudah tidak tahan lagi dengan gempuran angin dingin yang bertubi-tubi. Dengan terseok, aku menyeret koper besar di sampingku, menuju ujung jalan dimana seharusnya Flinders Street itu berada.


Tempat Menginap
Selama berada di Melbourne, kami menginap di Melbourne Central yha yang beralamat di 562 Flinders St, Melbourne VIC 3000, Australia. Harga per orang mulai dari 32 AUD. Nggak seperti hotel di Malaysia, Singapore atau Thailand (negara2 yg pernah kudatangi) dimana free wifi bisa dinikmati di dlm kamar, free wifi disini hanya bisa diakses di lantai dasar (dekat resepsionis dan ada cafe / bar bwt nongkrong dan ber free wifi-an, serta berkenalan dg penghuni hostel dr berbagai negara). Pasword wifi biasanya ditulis di papan tulis di depan meja resepsionis.

Kamar yang kutempati di Melb ini lebih sempit daripada kamar sebelumnya di Sydney. Untuk membuka koper saja aku kesulitan saking sempitnya nih kamar, koper belum sempurna terbuka sudah kepentok tembok dan meja.
tempat menginap

Untuk masuk kamar pun, keamanannya berlapis-lapis. Aku harus menggunakan key card (lost keys = $2 fee) untuk mengaktifkan lift, membuka pintu lorong tiap lantai, dan membuka pintu kamar. Pernah nih aku keluar kamar tanpa membawa kunci karena aku pikir, si ayah ada di dalam kamar, jadi ntar tinggal ketuk pintu saja minta dibukain pintu. Ternyata aku lupa kalau untuk masuk ke lorong juga harus pakai key card. Akhirnya aku nongkrong lama di pintu lorong, menunggu penghuni kamar lain lewat dan membuka pintu lorong, biar aku bisa ikutan masuk.
kedinginan di balkon hostel
Tetapi enaknya, kamarku di Melbourne ini mempunyai balkon sendiri. Yey. Ternyata eh ternyata, aku baru duduk 5 menit di balkon, tubuhku sudah membeku kedinginan karena angin berhembus kencang apalagi kamarku ada di lantai 4. Wew. YHA ini juga mempunyai rooftop yang asyik untuk dikunjungi, buka dari jam 7 pagi sampai 11 malam.
bersama burung di pinggir Yarra River



Transportasi dari Airport ke City
Untuk transportasi dari Airport ke City, kamu bisa menggunakan skybus yg berangkat setiap 10 menit dari Terminal 1 dan Terminal 3 (Terminal 1 Qantas & Jetstar domestik, Terminal 2 semua penerbangan international, Terminal 3 Virgin Blue domestik & Regional Express / REX, Terminal 4 Tiger Airways domestik). Harga tiket skybus yaitu $19 sekali jln ato $38 utk PP. Skybus ini akan berhenti di Southern Cross Station di Spencer Street. Jarak Melbourne Airport Tullamarine ke Southern Cross Station kurang lebih 20 menit. info lebih lanjut ada di www.skybus.com.au



Locker di Southern Cross Station
Southern Cross Station juga menyediakan locker (luggage storage) untuk tempat kamu menyimpan barang, koper, backpack, ransel, dan semua barang bawaan kamu. Jadi misalnya kamu sudah tiba di Melbourne padahal belum waktunya check-in hotel, semua barang bawaan bisa disimpan dulu di locker ini. Ukuran locker bervariasi, mulai dari yang paling kecil ukuran 235mmX190mmX610mm seharga $10 per hari. Trus yang ukuran sedang $12 per hari. Ukuran besar $14 per hari. Sampai yang sangat besar 325mmX835mmX800mm seharga $16 per hari. Ada juga lho locker untuk menyimpan sepeda yang berada di platform 8 South.

Waktu itu aku menyewa locker ini di hari terakhirku di Melbourne. Hari itu, jadwal check-out hostel adalah jam 10 pagi, sedangkan jadwalku ke Adelaide adalah jam 8 malam. Jadi jam 7 pagi koper sudah kugotong ke Southern Cross Station karena malamnya aku berangkat ke Adelaide dari station ini, kemudian koper aku simpan di locker stasiun, lalu aku tinggal deh untuk jalan-jalan di Melbourne sampai malam.

Matahari yang Kesiangan
Aku terbangun dan secara reflek tanganku meraih jam yang tergeletak di meja samping tempat tidur. Jam 7 pagi. Dengan semangat aku membuka gorden jendela untuk mencari sekelumit kehangatan mentari pagi. Tetapi… lho, kok… di luar masih gelap gulita ya. Setelah bertanya pada si ayah, ternyata di Australia ini, setiap musim dingin tiba, matahari memang selalu bangun kesiangan.

Biasanya sekitar jam 7.30 semburat warna kuning mentari baru mulai terlihat. Sebaliknya di musim panas, matahari baru menghilang dari langit setelah jam 8 malam. Nggak seperti di Indonesia, mau musim dingin maupun musim panas, matahari tetap saja nongol jam 6 pagi dan tenggelam jam 6 petang.
city circle tram Melbourne

Rute Keliling Melbourne Naik Tram

Seharian keliling Melbourne naik tram? Bisa. Ikuti rute-ku berikut ini. Ssstt.. tramnya gratis lho. Mau naik bolak balik mpe 7X juga boleh, asal nggak malu aja. Tapi ini khusus untuk tram yang keliling di CBD (dalam kota), yang bentuknya klasik, berwarna merah kecoklatan, dan ada tulisan City Circle Tram di bagian samping.

Sedangkan tram yang bentuknya modern dan ada tulisan PT> (Public Transport Victoria dengan huruf V yang ditulis miring), itu rutenya sampai keluar CBD dan harus bayar (kecuali cuma mau keliling di dalam CBD doang). Bayarnya pakai kartu 'myki', seharga $3.76 utk 2 jam, atau $7.52 utk sehari, atau bisa juga beli yg $37.60 utk seminggu. info lebih lanjut ada di ptv.vic.gov.au
tram berbentuk modern (rute sampai keluar CBD)

Tram di Melbourne mulai beroperasi dari jam 10 pagi setiap harinya. Aku naik tram dari depan yha Melbourne di Flinders St. ke arah timur. Baru sebentar naik, aku sudah turun di halte berikutnya karena di tempat ini ada bangunan klasik yang menarik perhatianku. Bangunan itu adalah Flinders Street Station yang bergaya kuno klasik. Dan di seberangnya, ada Federation Square yang juga berbentuk unik.

Dari situ, aku melanjutkan naik tram menyusuri Spring Street menuju Parliament House. Gedung megah ini merupakan tempat anggota parlemen Negara Bagian Victoria berkantor.
Parliament House

Dari Parliament House, aku kembali naik tram, kali ini ke arah Melbourne Museum dengan melewati Latrobe Street. Bangunan Melbourne Museum ini sangatlah unik, dan terdapat tulisan ‘Melbourne Museum’ yang sangat besar di halaman depan.

Kembali naik tram, aku melanjutkan perjalanan ke arah Queen Victoria Market. Tempat ini menyediakan berbagai macam souvenir bertuliskan Melbourne, seperti misalnya magnet kulkas, gantungan kunci, berbagai hiasan berbentuk bumerang, serta ada pula yang menjual aneka macam perhiasan dari opal Australia, yang tentu harganya lebih murah dibanding kalau kita membelinya di Factory Outlet. Tetapi jangan khawatir, meskipun lebih murah, opal disini tetap bersertifikat, sehingga terjamin keasliannya.

Victoria Library merupakan gedung cantik tujuan berikutnya, dengan menyusuri William Street kemudian berhenti di Lonsdale Street. Selain gedung megah, ada bidak-bidak catur setinggi lutut orang dewasa disini. Bidak-bidak catur itu tidak hanya berfungsi sebagai hiasan, melainkan bisa juga digunakan untuk bermain catur dalam mengisi waktu. Di malam hari, ada beberapa possum terlihat diantara pepohonan. Possum ini binatang nocturnal, sehingga hanya berkeliaran di malam hari.

Di seberang Victoria Library, ada tempat makan Indonesia bernama Nelayan Restaurant. Harga makanan disini rata-rata AUD 10 per porsi. Soto disini, rasanya sama dengan soto di Indonesia, yang membedakan adalah porsinya. Sebelum pesanan datang, aku membayangkan mangkuk kecil berisi soto seperti di Indonesia.
Victoria Library
Tetapi ternyata, mangkoknya sebesar baskom, dan mangkok itu penuh isinya. Sama sih seperti di Sydney ketika aku memesan Tom Yam, yang terhidang di depanku adalah mangkok sebesar ember (hehe, kalo ini berlebihan deh. yang jelas ukuran mangkoknya jumbo banget). Sebenarnya makanan di Australia itu, seporsinya bisa buat makan 3 orang sekaligus, tapi kan malu ya kalau pesan makanan satu doang terus buat makan rame-rame.

Rute tram berikutnya adalah Etihad Stadium yang berdiri megah di daerah Docklands. Disini kita bisa beristirahat sambil memandang jembatan cantik yang berdiri anggun membelah air.


CBD Tram Lines
William St. – Tram No.55
Swanston St. – Tram No.1, 3, 3a, 5, 6, 8, 16, 64, 67, 72
Elizabeth St. – Tram No.19, 57, 59
Collins St. – Tram No.11, 31, 48, 109, 112
Latrobe St. – Tram No.24, 30
Bourke St. – Tram No.86, 95, 96
Flinders St. – Tram No.70, 75
Info lebih lanjut ada di yarratrams.com.au
Etihad Stadium

Docklands














Oh ya, seperti halnya Sydney, di Melbourne juga banyak tersebar peta lho, sebagai panduan para pejalan kaki.
contoh salah satu peta



Lihat video-ku disini.

13 komentar:

  1. Mantap banget blognya Mba.. tulisan yang di share sangat informatif dan bermanfaat. promo diskon hotel

    BalasHapus
  2. Terimakasih mbak sharing nya. Melbourne termasuk wishlist saya, yg konon kota paling nyaman di dunia :)

    BalasHapus
  3. semoga bisa segera bertualang ke Melbourne yaa..

    BalasHapus
  4. burungnya banyak ya kak dan gak pada takut sama manusia..

    BalasHapus
  5. mbak kl naek tram yg PV> di dalam CDB dan turun di CDB juga itu free juga gak?

    BalasHapus
    Balasan
    1. menurut selebaran yg aku baca sih gratis meski aku blom pernah nyoba yg di melb, pernahnya nyoba yg di adelaide, free selama masih di dalam CBD.

      Hapus
  6. Salam kenal mbak.. Boleh tau mbak ke Melbourne bulan apa ya? Saya rencana kesana pertengahan Juni..kira2 butuh baju dingin seperti mbak ga ya? Terimkasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. saya ke Melbourne bulan Juni. butuh banget tuh baju2 musim dingin terutama longjhon jangan sampai nggak pake ya. kalo pagi biasanya 3derajat, siang 11derajat

      Hapus
  7. Waow, blognya cakepp! belum mampir ke port melbourne kah? ada prince pier disana... klo datang lagi harus kesana naik tram no 109 kalau ga salah.

    Oh ya, kalau mau pakai jasa tour guide lokal bisa pakai @temanaustralia atau websitenya tourkotamelbourne.blogspot.com

    BalasHapus
  8. Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.

    BalasHapus
  9. mainkan game kesayangan kamu di donacopoker dan dapatkan bonus 2x setiap harinya dan ada yang menarik dari donacopoker di tahun baru nanti donacopoker akan memberikan bonus deposit sebesar 50.000 tunggu apalagi jangan samapai kehabisan
    Agen poker online
    Agen poker online
    Judi Kartu Online
    bandar qq donacopoker
    jadi tunggu apalagi hubungi kontak di bawah ini agar kamu tidak penasaran lagi
    BBM : DC31E2B0
    LINE : Donaco.poker
    WHATSAPP : +6281333555662

    BalasHapus
  10. Trima kasih byk infonya sangat bermanfaat buat saya yang akan brgkt 23 juli

    BalasHapus