Jumat, 02 Desember 2016

Puncak Kebun Buah Mangunan



Belakangan ini, aku banyak menemukan foto tentang Kebun Buah Mangunan yang berada di ketinggian. Penasaran dengan indahnya foto-foto yang beredar, akhirnya pada hari Minggu, kuturut ayah ke kota, dan mengajak Zita ke Jogja, naik delman istimewa.


Jam empat pagi, aku menyeret Zita keluar dari kamarnya menuju mobil. Begitu berada di dalam mobil, dia melanjutkan tidurnya yang tadi sempat terganggu, tanpa banyak bertanya mau dibawa kemana aku? Zita sih selalu begitu, pasrah saja sering dibawa bundanya pergi kesana kemari.


Mobil kami melaju kencang ke arah Jogja. Jalanan masih sepi, padahal beberapa jam lagi jalan utama Semarang - Jogja ini pasti penuh oleh kendaraan.

Memasuki kota Yogyakarta, kami masih terus melaju membelah Kota Jogja ke arah selatan, ke Dlingo, Kabupaten Bantul, lewat jalan Imogiri Timur. Mendekati Dlingo, sudah mulai banyak papan petunjuk ke arah Kebun Buah Mangunan kutemukan.


Jalanan mulai menanjak, berkelok-kelok ke atas, dengan pepohonan yang tidak terlalu rapat berdiri di sepanjang jalan. Hijau sejauh mata memandang. Disekitar tempat wisata Kebun Buah Mangunan, banyak tempat wisata lain diantaranya Watu Lawang, Hutan Pinus, dan Goa Gajah.


Sampai di gerbang Kawasan Obyek Wisata Kebun Buah Mangunan, kami ditarik biaya lima ribu rupiah per orang. Jalanan menanjak, berbatu, dan sempit, memanjang di depan kami. Jalan yang tidak begitu lebar itu hanya cukup untuk satu mobil saja.

Sebelum mulai menanjak, petugas di depan kami menyuruh kami berhenti, untuk menunggu, karena ada kendaraan lain diatas kami yang hendak turun. Jadi, jalannya gantian karena tidak muat untuk dua mobil.


Begitu sampai di tempat parkir, hal pertama yang kami lakukan adalah mencari makan karena kami memang belum sempat sarapan sebelum pergi. Harga makanan disini lumayan murah, tidak mahal seperti kebanyakan tempat wisata, standar seperti warung pinggir jalan, yaitu enam ribu untuk nasi pecel, delapan ribu untuk soto, dan sepuluh ribu untuk nasi goreng, dan porsinya pun lumayan banyak.

Selesai sarapan, barulah kami berjalan ke tempat yang biasa dijadikan spot foto, dimana aliran sungai Oyo yang berkelok terlihat di kejauhan. Kalau melihat hijaunya tempat ini sih, seharusnya sejuk ya udaranya. Tapi kenyataannya… puanass. Mungkin aku datang di musim yang tidak tepat karena pohon-pohon di sekitar tempat ini pun sedang tidak berbuah.

Baca juga :

2 komentar: