Rabu, 15 Februari 2017

Mengejar Mimpi ke Jepang



“Luffy, Zoro, Sanji” aku sedang duduk santai bersama si kecil Zita di ruang tengah, sambil menonton film One Piece yang saat ini sedang menjadi film favorit Zita. Gara-gara sering nemenin Zita nonton, aku jadi nge-fans sama Roronoa Zoro si pengguna tiga pedang dan selalu tersesat itu. Sebelum jatuh cinta pada One Piece, Zita rutin nonton Detektif Conan dan mengkoleksi komiknya. Berawal dari komik Jepang yang sering disebut sebagai ‘manga’ inilah, Zita jadi ingin berkunjung ke Jepang.

Zita juga semangat belajar bahasa Jepang dan banyak hapal lagu-lagu Jepang. Lagu Jepang itu susah lho, apalagi menyanyikannya tanpa teks, aku sudah mencobanya dan gagal total. Tetapi tidak demikian dengan Zita, sejak di awal usianya yang ketujuh tahun, dia sudah hapal banyak lagu Jepang. Begitulah dahsyatnya kekuatan sebuah mimpi, menjadikan hal yang sulit menjadi mudah.
 Yume Wo Kanaete

Itulah hebatnya Jepang, bisa menanamkan benih-benih mimpi ke dalam kepala anak-anak, dengan komik-komik Jepangnya yang dikenal dengan sebutan ‘manga’. Jepang bisa membuat anak-anak mengajak orang tua mereka untuk pergi ke Jepang hanya sekadar demi mengisi liburan sekolah mereka.

Jepang dengan budaya baju kimono mereka, kuliner mereka seperti ramen, sushi, dan onigiri, yang membuat Zita penasaran ingin sekedar mencicip. Jepang dengan kereta super cepat mereka yang sering menghiasi berita di layar televisi, maupun lembaran koran, mempertontonkan keunggulan transportasi mereka, membuat siapapun pecinta kereta ingin merasakan kecepatannya.
 
sumber : www.efenerr.com
 
kimono. sumber : www.backpackstory.me
Aku jadi teringat pada kisah tentang Hachiko, seekor anjing yang terus dikenang sebagai lambang kesetiaan anjing terhadap majikan. Setelah majikannya meninggal, Hachiko terus menunggu majikannya yang tidak kunjung pulang di Stasiun Shibuya, Tokyo. Patung Hachiko di depan Stasiun Shibuya berhasil menciptakan rasa penasaranku untuk dapat berkunjung kesana dan melihatnya secara langsung.
 Kimi Ga Ireba

Ah, Jepang, kamu berhasil menjadikan dirimu sebagai tempat wisata favorit bagi banyak orang.

“Bunda, aku ingin ke Jepang melihat sakura” kata Zita ketika melihat sebuah iklan kecantikan yang memperlihatkan taburan bunga sakura di musim semi. ‘’Bunda, aku ingin ke Osaka, ketempat Heiji Hattori” kata Zita di hari yang lain lagi. ‘’Bunda, aku ingin ke SMA Teitan‘’ kata Zita lagi ketika melihat Shinichi Kudo dan Ran Mouri berjalan bersama di sekolah yang entah benar ada, atau hanya imajinasi seorang Aoyama Gosho.

Ah, Jepang, sungguh engkau berhasil membuat begitu banyak ingin di benak seorang Zita.
 
Osaka Castle. sumber : www.efenerr.com


“Itadakimas” kata Zita setiap kali hendak menyuap makanan, “Oyasuminasai” mulutnya bersuara sebelum terlelap, “Ohayou gozaimasu” katanya setiap kali suara ayam berkokok terdengar. Hanya kata-kata sederhana seperti itu yang berhasil dihapalkan Zita untuk saat ini, tapi ini semua merupakan sumbu yang menyulut mimpi Zita untuk bisa berkunjung ke Jepang, dan aku yakin akan lebih banyak kosakata yang dapat dihafalkannya di kelak hari selain konnichiwa, konbanwa, arigatou gozaimasu, sumimasen, tadaima, dan ogenki desuka.

Mimpi, hanya ada di angan-angan. Tapi tidak menutup kemungkinan, akan ada perahu yang bisa menyeberangkan mimpi itu kepada kenyataan.

Apa jadinya dunia tanpa mimpi? Pasti episode One Piece tidak akan sebanyak sekarang, karena tidak ada mimpi Luffy untuk menjadi King of Pirate, atau mimpi Zoro untuk menjadi pengguna pedang terkuat di dunia, maupun mimpi Sanji untuk menemukan All Blue. Lalu, mana mimpimu?

Akankah mimpi seorang anak bernama Zita menjadi kenyataan di kemudian hari? Semoga.
 We Are - opening One Piece

Apakah kamu mempunyai mimpi yang sama dengan Zita? Kalau iya, segera ikuti lomba blog yang diadakan HIS Travel Indonesia supaya kamu dapat mewujudkan mimpimu untuk dapat pergi ke Jepang, menjadi nyata.

HAnavi 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar