Selasa, 02 Februari 2016

Kelud Pasca Letusan Dahsyat 2014


Mobilku berada di urutan ke-7 dari depan. Di belakangku, ada belasan mobil lain, bahkan mungkin puluhan. Apakah aku sedang mengikuti balap mobil? Bukaaann.. Aku sedang mengantri di pintu masuk menuju Puncak Kelud.
Aku memang pernah mengunjungi kawah ini sebelumnya, yaitu tujuh tahun yang lalu, ketika kawah ini hampir meletus tetapi tidak jadi. (tentang kawah Kelud yang tidak jadi meletus, dapat kamu baca di Bentuk Unik Kawah Kelud). Dan ketika letusan dahsyat itu akhirnya terjadi di tahun 2014 lalu, aku penasaran seperti apa bentuk kawah Kelud sekarang.
Awal Januari 2016, aku kembali menyusuri jalanan menuju kawah Kelud. Dulu sebelum kawah ini meletus, mobilku bisa berjalan mulus melenggang sampai ke pinggir kawah. Tetapi sekarang, setelah terjadi letusan dahsyat 2014, ternyata Kelud mendadak terkenal, menjadi artis dadakan, dan banyak diburu wisatawan.
antrian mobil menuju gerbang Kelud
Jam sebelas siang, pintu masuk menuju Puncak Kelud ditutup, dengan alasan tempat parkir diatas penuh. Hanya kendaraan roda dua yang masih diperbolehkan lewat, untuk kendaraan roda empat, distop untuk sementara, padahal mobilku berada di urutan ke-7 dari depan. Coba tadi aku berangkat 5 menit lebih awal, mobilku pasti lolos dari penutupan ini.
Hampir dua jam lamanya aku menunggu di dalam mobil. Jam satu siang, pintu gerbang kembali di buka. Biaya masuk 10rb per orang.
antrian motor di gerbang Puncak Kelud

Sebenarnya kalau kita tidak mau menunggu, ada angkutan yang bertugas membawa orang menuju puncak Kelud, jadi mobil bisa diparkir di bawah. Biaya angkutan 13rb per orang, PP.
Atau bagi yang ingin ikut off road, melewati jalan tanah berpasir tempat lahar dingin Kelud dulu mengalir, bisa menyewa jeep yang disediakan di pintu masuk, biaya 100rb per orang, maksimal satu jeep ada empat orang. Hampir sama dengan mengarungi lautan pasir Bromo menggunakan jeep (harga sewa jeepnya juga sama), tetapi jalur di Kelud ini kelihatan lebih terjal.

pemandangan di Puncak Kelud

Begitu mobilku berhasil menembus gerbang masuk Kelud, antusiasme yang tadinya sempat memudar karena kelamaan menunggu pintu dibuka, kini kembali menggeliat. Jalanan yang kami lewati kecil dan sepi. Disepanjang jalan disediakan wahana petik strawberry dan nanas. Kalau metik stroberi sih kayaknya asyik ya, nah kalau nanas? kayaknya bikin tangan mbaret-mbaret deh, nanas kan banyak durinya? Tapi nggak tahu juga sih, aku belum pernah metik nanas. Makan nanas saja jarang, males ngupasnya, repot. Di tempat parkir juga banyak pedagang nanas dan minuman sari nanas seharga 10rb/3cup ukuran kecil.
Zita di Puncak Kelud

Sampai di tempat parkir mobil, ternyata kita masih harus naik menggunakan motor. Bagi yang tidak bawa motor, jangan khawatir, disini banyak ojek yang siap sedia mengantar kita ke puncak Kelud, dengan ongkos 15rb PP. Mirip banget sama di Bromo, jeep tidak boleh sampai puncak kawah, karena gantian dan bagi-bagi rejeki sama kuda yang siap mengantar kita menuju puncak Bromo. Nah kalau di Kelud ini, kudanya diganti sepeda motor. Tapi yang sudah bawa sepeda motor sendiri, masih diperbolehkan naik sampai ke puncak atas Kelud.
mobil cuma bisa sampai sini, kita dpt menyewa ojek utk bisa lebih ke atas lagi

Sampai tempat parkir motor ataupun ojek, ternyata kita masih harus jalan kaki lagi menuju kawah, jalannya menanjak dan terlihat jauh. Padahal dulu sebelum meletus, mobil bisa sampai pinggir kawah, kita cuma tinggal jalan sedikit untuk sampai ke kawah, jalannya pun datar, tidak menanjak.
Karena saat itu tiba-tiba hujan turun, dan si kecil Zita kelihatannya tidak tertarik untuk berjalan jauh ke atas, akhirnya kami hanya berfoto sebentar kemudian turun lagi ke tempat parkir mobil. Masih ada PR nih untuk dapat bisa mencapai kawah Kelud yang baru. Kapan ya bisa ke Kelud lagi…
motor cuma bisa sampai sini, utk dpt ke atas lagi, kita harus jln kaki
banyak penjual nanas di pinggir jalan

Besok kita kemana lagi Zita...?

































Baca juga :
- Tidar, Paku Jawa, Titik Tengah Pulau Jawa
- Wisata di Bali
- Sunrise di Bromo
- Terowongan Waduk Jatiluhur

3 komentar:

  1. Jalannya sudah aspal semua ya. Bagus.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sudah. Tahun 2009 kesini juga udah aspal kok. masih sepi, mobil bisa mpe kawah (puncak). nggak seramai skrg, mobil dah nggak bisa mpe puncak saking banyaknya orang datang kesini. stlh letusan 2014 mendadak ramai nih gunung.

      Hapus
  2. pemandangan dari puncak kludnya indah banget ya, meskipun pas gunung keludnya meletus ngeri banget..

    BalasHapus