Kotoran hewan sebesar ember
bertebaran disepanjang jalan yang kulalui. Ada yang dipinggir jalan, ada juga
yang di tengah. Ada yang masih utuh berbentuk bukit mini, ada pula yang sudah
gepeng tergilas roda kendaraan. “Ayo cepet-cepetan, siapa nih yang nemu gajah
duluan” kataku pada Zita yang sedang asik memperhatikan hutan lebat yang
mengepung kami. Tidak berapa lama, sampailah kami di gerbang Taman Nasional Way
Kambas, tanpa menemukan gajah seekorpun, padahal kotoran mereka sudah terlihat
dimana-mana.
|
sumpah, tinggi banget nih gajah. hiy |
Taman Nasional Way Kambas adalah
taman nasional perlindungan gajah yang terletak di Kecamatan Labuhan Ratu,
Lampung Timur (sekitar 16 km dari jalan lintas timur). Pemerintah daerah
menyediakan bus Damri dari terminal Rajabasa Bandar Lampung menuju Way kambas. Luas
taman nasional ini adalah 130.000 ha.
|
lagi duduk manis, ada gajah nyamperin dari belakang |
Sampai saat ini sudah ada ratusan
gajah yang dilatih di Way Kambas dan sudah disebar ke seluruh penjuru tanah air,
dan tersisa 63 gajah yang sekarang masih tinggal di Way Kambas, belum termasuk
gajah-gajah liar yang ada di luar taman wisata ini. Setiap gajah mempunyai
pawang sendiri-sendiri, jadi ada 63 pawang gajah di tempat ini, yang
memperhatikan kesehatan masing-masing gajah asuhannya, dan semua pawang disini adalah laki-laki (jadi pengen mendaftar pawang, biar cantik sendiri) ^_^
|
ngasih makan gajah |
“Gajah itu sebenarnya hewan
nocturnal yang aktif di malam hari, jadi kotoran yang ada di hutan tadi adalah
milik gajah liar yang mana kalau siang hari mereka ngumpet, tidur di dalam
hutan. Sedangkan gajah yang ada di dalam taman sudah jinak dan tidurnya di
malam hari, mengikuti kebiasaan manusia atau pawangnya” kata pawang gajah yang
kunaiki. Gajah yang kunaiki ini berjenis kelamin perempuan dan bernama Karmila
yang berumur 24 tahun.
|
pegangan erat! si Karmila nunduk, nemu makanan, bikin aku hampir jatuh. |
|
Zita nemu anak gajah yang lagi maen sendirian |
Untuk dapat naik gajah disini kamu
cukup membayar 40 ribu rupiah untuk sekedar berfoto selama 5 menit saja. Kalau
ingin naik gajah dan berkeliling padang rumput yang luas selama 40 menit,
biayanya 150 ribu per orang. Sedangkan yang ingin berkeliling lebih jauh lagi
sekitar satu setengah jam, ongkosnya 300 ribu. Kalau aku sih ambil yang 150
ribu dan itu pun tanganku sudah pegal capek berpegangan, dan kaki pegal karna
capek mengapit tubuh gajah yang besar itu, supaya tidak terjatuh.
|
menyeberang |
Tips nih, sebaiknya kamu mengenakan
celana panjang, kaos kaki & sepatu, karna gajah ini suka blusukan ke
semak-semak berduri, jadi kakimu harus terlindungi biar tidak tertusuk duri
semak. Kalau yang duduk di bagian depan (leher gajah) sih enak, kakinya
terlindungi telinga gajah yang super lebar.
|
si Karmila blusukan ke semak-semak *_* |
|
anak-anak gajah |
Tips lagi nih, sebaiknya kamu
datang ke tempat ini di pagi atau sore hari ketika gajah masih berkumpul, karna
pas aku kesini siang bolong, para gajah sedang berpencar jalan-jalan di taman
yang luas ini sehingga hanya sedikit gajah yang terlihat.
Sedikit tentang
Gajah
Ada dua benua yang memiliki jenis
satwa ini yaitu Asia dan Afrika. Untuk wilayah Indonesia, Sumatera merupakan
satu-satunya pulau yang menjadi habitat alami gajah. Gajah bisa melahirkan satu
sampai dua anak dan berat lahirnya antara 40-80 kg dengan tinggi badan 75-100
cm. Masa mengandung gajah berkisar antara 17-24 bulan. Hadeh, hamil 9 bulan aja udah capek banget, apalagi sampai 20 bulan ya? weleh weleh.
Baca juga :