Kedatanganku di
Melbourne, disambut oleh gedung-gedung tinggi yang seolah saling berlomba
menggapai langit. Manusia dengan berbagai macam warna kulit, berjalan hilir
mudik di depanku, dengan menyeret koper besar di samping mereka. Kebanyakan
dari mereka berjalan seorang diri. Itulah para solo traveler yang banyak
memadati Kota Melbourne.
Belum selesai
kekagumanku atas pemandangan di depanku ini yang seperti suasana syuting film
di luar negeri, aku dikagetkan oleh suara lonceng kereta api yang berjalan di
tengah-tengah jalan raya.
tram di tengah jalan raya |
“Itu tram” kata si ayah
disampingku. Dia menangkap rona penasaran di wajahku. Tram yang seolah tidak
peduli akan keberadaanku, terus membunyikan loncengnya berdenting-denting.
Tram
itu berjalan di tengah jalan raya, seperti busway kalau di Jakarta. Bedanya,
jalan tram disini hanya dibatasi oleh sebuah garis putih. Kalau di Jakarta,
pasti sudah diserobot oleh kendaraan lain nih. Jalan busway saja banyak
diserobot oleh kendaraan lain meskipun pembatas sudah ditinggikan, sampai
pembatas jalannya jebol dan remuk, saking terlalu banyaknya kendaraan di
Jakarta.
Tetapi berbeda di
Melbourne ini, meskipun hanya dibatasi oleh garis putih, kendaraan lain tidak
berani masuk ke jalur tram. Semua kendaraan berjalan di jalurnya masing-masing,
tanpa saling berebut.
Aku duduk di bangku yang
tergeletak dengan pasrah di atas trotoar. Aku ingin menikmati pemandangan ini
sejenak, sambil menanti si ayah yang sedang mengamati peta Kota Melbourne.
Meskipun aku duduk dikelilingi oleh bangunan-bangunan tinggi, tetapi angin
dingin tanpa ampun menerjangku dari berbagai arah. Berbeda dengan Sydney,
dimana angin jarang berhembus di tengah kota, di tengah kumpulan gedung
pencakar langit, membuat Melbourne berkali-kali lipat lebih menggigil daripada
Sydney.
“Ayo, tempat menginap
kita berada di Flinders Street, seharusnya sih tidak jauh dari sini” kata si
ayah yang telah berhasil menerjemahkan peta di tangannya. Sebenarnya dia
mengandalkan GPS di layar handphonenya. Enaknya si ayah yang punya nomer hp
Australia dengan simbol angka +61 di depannya, sehingga dapat terhubung
internet dimanapun dia berada. Berbeda dengan nomerku yang berangka depan +62,
aku harus mencari hotspot wifi untuk dapat terhubung ke internet. “Ganti nomer
Australia itu ribet banget, isian biodatanya banyak banget, tidak seperti di
Indonesia dimana orang-orang dengan mudahnya gonta-ganti nomer hp” kata si ayah
panjang lebar ketika aku minta ganti nomer Australia.
Aku berdiri dengan
semangat dari tempat dudukku di tengah trotoar yang lebar, begitu mendengar
ajakan si ayah untuk segera berjalan kembali. Tubuhku sudah tidak tahan lagi
dengan gempuran angin dingin yang bertubi-tubi. Dengan terseok, aku menyeret
koper besar di sampingku, menuju ujung jalan dimana seharusnya Flinders Street
itu berada.
Tempat Menginap
Selama berada di
Melbourne, kami menginap di Melbourne Central yha yang beralamat di 562
Flinders St, Melbourne VIC 3000, Australia. Harga per orang mulai dari 32 AUD. Nggak seperti hotel di Malaysia, Singapore atau Thailand (negara2 yg pernah kudatangi) dimana free wifi bisa dinikmati di dlm kamar, free wifi disini hanya bisa diakses di lantai dasar (dekat resepsionis dan ada cafe / bar bwt nongkrong dan ber free wifi-an, serta berkenalan dg penghuni hostel dr berbagai negara). Pasword wifi biasanya ditulis di papan tulis di depan meja resepsionis.
Kamar yang kutempati di Melb ini lebih sempit daripada kamar sebelumnya di Sydney. Untuk membuka koper saja aku kesulitan saking sempitnya nih kamar, koper belum sempurna terbuka sudah kepentok tembok dan meja.
Kamar yang kutempati di Melb ini lebih sempit daripada kamar sebelumnya di Sydney. Untuk membuka koper saja aku kesulitan saking sempitnya nih kamar, koper belum sempurna terbuka sudah kepentok tembok dan meja.
tempat menginap |
Untuk masuk kamar pun,
keamanannya berlapis-lapis. Aku harus menggunakan key card (lost keys = $2 fee) untuk mengaktifkan
lift, membuka pintu lorong tiap lantai, dan membuka pintu kamar. Pernah nih aku
keluar kamar tanpa membawa kunci karena aku pikir, si ayah ada di dalam kamar,
jadi ntar tinggal ketuk pintu saja minta dibukain pintu. Ternyata aku lupa
kalau untuk masuk ke lorong juga harus pakai key card. Akhirnya aku nongkrong
lama di pintu lorong, menunggu penghuni kamar lain lewat dan membuka pintu
lorong, biar aku bisa ikutan masuk.
kedinginan di balkon hostel |
Tetapi enaknya, kamarku
di Melbourne ini mempunyai balkon sendiri. Yey. Ternyata eh ternyata, aku baru
duduk 5 menit di balkon, tubuhku sudah membeku kedinginan karena angin
berhembus kencang apalagi kamarku ada di lantai 4. Wew. YHA ini juga mempunyai rooftop yang asyik untuk dikunjungi, buka dari jam 7 pagi sampai 11 malam.
Transportasi dari Airport ke City
bersama burung di pinggir Yarra River |
Transportasi dari Airport ke City
Untuk transportasi dari
Airport ke City, kamu bisa menggunakan skybus yg berangkat setiap 10 menit dari
Terminal 1 dan Terminal 3 (Terminal 1 Qantas & Jetstar domestik, Terminal 2
semua penerbangan international, Terminal 3 Virgin Blue domestik & Regional
Express / REX, Terminal 4 Tiger Airways domestik). Harga tiket skybus yaitu $19
sekali jln ato $38 utk PP. Skybus ini akan berhenti di Southern Cross Station
di Spencer Street. Jarak Melbourne Airport Tullamarine ke Southern Cross
Station kurang lebih 20 menit. info lebih lanjut ada di www.skybus.com.au
Locker
di Southern Cross Station
Southern Cross Station
juga menyediakan locker (luggage storage) untuk tempat kamu menyimpan barang,
koper, backpack, ransel, dan semua barang bawaan kamu. Jadi misalnya kamu sudah
tiba di Melbourne padahal belum waktunya check-in hotel, semua barang bawaan
bisa disimpan dulu di locker ini. Ukuran locker bervariasi, mulai dari yang
paling kecil ukuran 235mmX190mmX610mm seharga $10 per hari. Trus yang ukuran
sedang $12 per hari. Ukuran besar $14 per hari. Sampai yang sangat besar
325mmX835mmX800mm seharga $16 per hari. Ada juga lho locker untuk menyimpan
sepeda yang berada di platform 8 South.
Waktu itu aku menyewa
locker ini di hari terakhirku di Melbourne. Hari itu, jadwal check-out hostel
adalah jam 10 pagi, sedangkan jadwalku ke Adelaide adalah jam 8 malam. Jadi jam
7 pagi koper sudah kugotong ke Southern Cross Station karena malamnya aku
berangkat ke Adelaide dari station ini, kemudian koper aku simpan di locker
stasiun, lalu aku tinggal deh untuk jalan-jalan di Melbourne sampai malam.
Matahari
yang Kesiangan
Aku terbangun dan secara
reflek tanganku meraih jam yang tergeletak di meja samping tempat tidur. Jam 7
pagi. Dengan semangat aku membuka gorden jendela untuk mencari sekelumit
kehangatan mentari pagi. Tetapi… lho, kok… di luar masih gelap gulita ya.
Setelah bertanya pada si ayah, ternyata di Australia ini, setiap musim dingin
tiba, matahari memang selalu bangun kesiangan.
Biasanya sekitar jam
7.30 semburat warna kuning mentari baru mulai terlihat. Sebaliknya di musim
panas, matahari baru menghilang dari langit setelah jam 8 malam. Nggak seperti
di Indonesia, mau musim dingin maupun musim panas, matahari tetap saja nongol
jam 6 pagi dan tenggelam jam 6 petang.
city circle tram Melbourne |
Rute
Keliling Melbourne Naik Tram
Seharian keliling
Melbourne naik tram? Bisa. Ikuti rute-ku berikut ini. Ssstt.. tramnya gratis
lho. Mau naik bolak balik mpe 7X juga boleh, asal nggak malu aja. Tapi ini khusus untuk tram yang keliling di CBD (dalam kota), yang bentuknya klasik, berwarna merah kecoklatan, dan ada tulisan City Circle Tram di bagian samping.
Sedangkan tram yang bentuknya modern dan ada tulisan PT> (Public Transport Victoria dengan huruf V yang ditulis miring), itu rutenya sampai keluar CBD dan harus bayar (kecuali cuma mau keliling di dalam CBD doang). Bayarnya pakai kartu 'myki', seharga $3.76 utk 2 jam, atau $7.52 utk sehari, atau bisa juga beli yg $37.60 utk seminggu. info lebih lanjut ada di ptv.vic.gov.au
Sedangkan tram yang bentuknya modern dan ada tulisan PT> (Public Transport Victoria dengan huruf V yang ditulis miring), itu rutenya sampai keluar CBD dan harus bayar (kecuali cuma mau keliling di dalam CBD doang). Bayarnya pakai kartu 'myki', seharga $3.76 utk 2 jam, atau $7.52 utk sehari, atau bisa juga beli yg $37.60 utk seminggu. info lebih lanjut ada di ptv.vic.gov.au
Tram di Melbourne mulai
beroperasi dari jam 10 pagi setiap harinya. Aku naik tram dari depan yha
Melbourne di Flinders St. ke arah timur. Baru sebentar naik, aku sudah turun di
halte berikutnya karena di tempat ini ada bangunan klasik yang menarik
perhatianku. Bangunan itu adalah Flinders Street Station yang bergaya kuno
klasik. Dan di seberangnya, ada Federation Square yang juga berbentuk unik.
Dari situ, aku
melanjutkan naik tram menyusuri Spring Street menuju Parliament House. Gedung
megah ini merupakan tempat anggota parlemen Negara Bagian Victoria berkantor.
Parliament House |
Dari Parliament House,
aku kembali naik tram, kali ini ke arah Melbourne Museum dengan melewati
Latrobe Street. Bangunan Melbourne Museum ini sangatlah unik, dan terdapat
tulisan ‘Melbourne Museum’ yang sangat besar di halaman depan.
Kembali naik tram, aku
melanjutkan perjalanan ke arah Queen Victoria Market. Tempat ini menyediakan
berbagai macam souvenir bertuliskan Melbourne, seperti misalnya magnet kulkas,
gantungan kunci, berbagai hiasan berbentuk bumerang, serta ada pula yang menjual
aneka macam perhiasan dari opal Australia, yang tentu harganya lebih murah
dibanding kalau kita membelinya di Factory Outlet. Tetapi jangan khawatir,
meskipun lebih murah, opal disini tetap bersertifikat, sehingga terjamin
keasliannya.
Victoria Library
merupakan gedung cantik tujuan berikutnya, dengan menyusuri William Street
kemudian berhenti di Lonsdale Street. Selain gedung megah, ada bidak-bidak
catur setinggi lutut orang dewasa disini. Bidak-bidak catur itu tidak hanya
berfungsi sebagai hiasan, melainkan bisa juga digunakan untuk bermain catur
dalam mengisi waktu. Di malam hari, ada beberapa possum terlihat diantara
pepohonan. Possum ini binatang nocturnal, sehingga hanya berkeliaran di malam
hari.
Di seberang Victoria
Library, ada tempat makan Indonesia bernama Nelayan Restaurant. Harga makanan
disini rata-rata AUD 10 per porsi. Soto disini, rasanya sama dengan soto di
Indonesia, yang membedakan adalah porsinya. Sebelum pesanan datang, aku
membayangkan mangkuk kecil berisi soto seperti di Indonesia.
Victoria Library |
Tetapi ternyata,
mangkoknya sebesar baskom, dan mangkok itu penuh isinya. Sama sih seperti di
Sydney ketika aku memesan Tom Yam, yang terhidang di depanku adalah mangkok
sebesar ember (hehe, kalo ini berlebihan deh. yang jelas ukuran mangkoknya
jumbo banget). Sebenarnya makanan di Australia itu, seporsinya bisa buat makan
3 orang sekaligus, tapi kan malu ya kalau pesan makanan satu doang terus buat
makan rame-rame.
Rute tram berikutnya
adalah Etihad Stadium yang berdiri megah di daerah Docklands. Disini kita bisa
beristirahat sambil memandang jembatan cantik yang berdiri anggun membelah air.
CBD
Tram Lines
William St. – Tram No.55
Swanston St. – Tram No.1,
3, 3a, 5, 6, 8, 16, 64, 67, 72
Elizabeth St. – Tram No.19,
57, 59
Collins St. – Tram No.11,
31, 48, 109, 112
Latrobe St. – Tram No.24,
30
Bourke St. – Tram No.86,
95, 96
Flinders St. – Tram No.70,
75
Info lebih lanjut ada di yarratrams.com.au
Info lebih lanjut ada di yarratrams.com.au
Etihad Stadium |
Docklands |
Oh ya, seperti halnya Sydney, di Melbourne juga banyak tersebar peta lho, sebagai panduan para pejalan kaki.
contoh salah satu peta |
Lihat video-ku disini.
Mantap banget blognya Mba.. tulisan yang di share sangat informatif dan bermanfaat. promo diskon hotel
BalasHapusTerimakasih mbak sharing nya. Melbourne termasuk wishlist saya, yg konon kota paling nyaman di dunia :)
BalasHapussemoga bisa segera bertualang ke Melbourne yaa..
BalasHapusburungnya banyak ya kak dan gak pada takut sama manusia..
BalasHapusmbak kl naek tram yg PV> di dalam CDB dan turun di CDB juga itu free juga gak?
BalasHapusmenurut selebaran yg aku baca sih gratis meski aku blom pernah nyoba yg di melb, pernahnya nyoba yg di adelaide, free selama masih di dalam CBD.
HapusSalam kenal mbak.. Boleh tau mbak ke Melbourne bulan apa ya? Saya rencana kesana pertengahan Juni..kira2 butuh baju dingin seperti mbak ga ya? Terimkasih
BalasHapussaya ke Melbourne bulan Juni. butuh banget tuh baju2 musim dingin terutama longjhon jangan sampai nggak pake ya. kalo pagi biasanya 3derajat, siang 11derajat
HapusWaow, blognya cakepp! belum mampir ke port melbourne kah? ada prince pier disana... klo datang lagi harus kesana naik tram no 109 kalau ga salah.
BalasHapusOh ya, kalau mau pakai jasa tour guide lokal bisa pakai @temanaustralia atau websitenya tourkotamelbourne.blogspot.com
siap. semoga bisa ke melb lagi ^_^
HapusKomentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapusmainkan game kesayangan kamu di donacopoker dan dapatkan bonus 2x setiap harinya dan ada yang menarik dari donacopoker di tahun baru nanti donacopoker akan memberikan bonus deposit sebesar 50.000 tunggu apalagi jangan samapai kehabisan
BalasHapusAgen poker online
Agen poker online
Judi Kartu Online
bandar qq donacopoker
jadi tunggu apalagi hubungi kontak di bawah ini agar kamu tidak penasaran lagi
BBM : DC31E2B0
LINE : Donaco.poker
WHATSAPP : +6281333555662
Trima kasih byk infonya sangat bermanfaat buat saya yang akan brgkt 23 juli
BalasHapus