Kamis, 05 Mei 2016

SIM dan Transportasi di Adelaide



Aku tiba di Adelaide jam 6 pagi, dengan mengendarai bus FireFly yang berangkat dari Southern Cross Coach Terminal yang terletak di sebelah (masih satu bangunan dengan) Southern Cross Station Melbourne. Harga tiket bus waktu itu (juli 2015) adalah $60. Jadwal berangkatnya sih jam 8 malam. Tapi jam 18.30 aku sudah berada di terminal ini, takut tertinggal bus karena jadwal berangkat bus sangat ontime.
Ketika aku tiba di terminal, aku lihat gate 59 (gate keberangkatanku) sudah terisi oleh bus bertuliskan FireFly. Bus-nya tinggi seperti bus tingkat. Aku berjalan tergesa mendekati bus itu.

“Sydney?” tanya supir bus ketika melihatku berjalan mendekat. “No. Adelaide” kataku sambil menunjukkan tiket bus di tanganku. “Oh, wait a moment. The bus is not coming yet” kata si supir dengan ramah. Hhh, ternyata itu bus menuju Sydney. Lha beberapa hari yang lalu aku baru datang dari Sydney menuju Melbourne, mosok balik lagi ke Sydney? Kali ini aku lanjut ke Adelaide dong, jadi aku menunggu bus ke Adelaide di bangku terminal.

Perjalanan Melbourne – Adelaide
Nomer kursi memang belum tercantum di tiket, nomer diberikan ketika kita memasukkan barang bawaan ke bagasi bus. Bagasi bus sangat besar dan tinggi, itulah sebabnya bus terlihat tinggi seperti bus tingkat, karena ukuran bagasinya yang besar, jadi tangga menuju tempat duduk penumpang lumayan tinggi, sedangkan tempat duduk supir berada di bagian bawah. Barang bawaan yang dibawa para penumpangpun kebanyakan koper ukuran jumbo, termasuk koperku.

Begitu bus jurusan Sydney berangkat, tidak berapa lama kemudian masuklah FireFly jurusan Adelaide. Supirnya sudah tua, dengan rambut putih memenuhi kepala, sama dengan supir bus jurusan Sydney tadi yang juga sudah berambut putih. Tetapi jangan khawatir, meskipun sudah tua, para supir ini masih sigap mengendalikan laju bus, tidak ugal-ugalan seperti di Indonesia. Supir tram yang kunaiki selama aku di Melbourne juga rata-rata sudah tua, sedangkan yang muda-muda biasanya bekerja di gedung perkantoran yang tinggi-tinggi.
model rumah di Adelaide

Jarak Melbourne – Adelaide yang jauhnya hampir dua kali lipat jarak Jogja – Jakarta, ditempuh dalam waktu singkat yaitu 10 jam, karena jalan luar kota Australia sangatlah sepi, sehingga bus dapat melaju dengan kencang tanpa saling menyalip dengan kendaraan lain. Sepanjang perjalanan, hampir tidak ada kendaraan yang berpas-pasan dengan kami, hanya ada bus kami yang berjalan seorang diri dalam kegelapan malam.

Rumah Kontrakan di Adelaide
Selama di Adelaide, kami tinggal di South Road, Mile End, di sebuah rumah kontrakan yang terdiri dari dua kamar tidur, satu kamar mandi, dan sebuah ruang memanjang yang menjadi satu dengan dapur di salah satu pojoknya.
model dapur di Adelaide

Dapur disini dilengkapi dengan oven, kompor, dan hexos di atas kompor utk menyerap segala macam bau-bauan selama kita memasak. Kalo ada bau gosong sedikit saja, alarm otomatis menyala dan dlm waktu singkat pemadam kebarakan sudah sampai di rumah kita. Gas disini disalurkan melalui selang, bukan dg tabung seperti di Indonesia. Utk menghidupkan kompor harus menggunakan dua tangan, satu utk memutar kenop, satu lagi menyalakan api, agak ribet sih, lebih praktis kompor gas di Indonesia.

Harga sewa tempat ini sekitar AUD 320 per 2 minggu. Di belakang rumah, terdapat lahan kosong kecil, tempat menjemur pakaian. Tetapi di musim dingin ini, sangat susah menjemur pakaian, meskipun matahari bersinar terik, tetapi udara tetap saja dingin dengan suhu sekitar 3-11 derajat setiap harinya. Akhirnya, aku lebih sering menjemur pakaian di dalam rumah, kuletakkan di depan pemanas ruangan. Entah dimana orang-orang Australia menjemur pakaian mereka di musim dingin.
di depan rumah kontrakan, ada 6 rumah di bangunan ini

SIM di Adelaide
Di Adelaide, kami sering bepergian naik mobilnya si ayah. Gaya nih ayah, di Indonesia aja nggak punya mobil, di Adelaide malah bisa beli camry meskipun tahunnya tua yaitu 1993. Walaupun keluaran lama, tapi mobilnya sudah matic lho. Bahkan mobil-mobil tahun 80-an juga sudah banyak yang matic. Kalau di Indonesia, mobil matic baru semarak setelah tahun 2000 ke atas.

Untuk bisa menyetir di Australia, kita tinggal translate sim Indonesia kita ke lembaga transleter yang telah tersumpah (sworn translators). Waktu itu si ayah translate di tempat Pak Tomik Subagio yang beralamat di 6/241 Young Street, Unley SA 5061 Australia dengan biaya AUD 25. Pak Tomik ini sebenarnya orang Indonesia tetapi sudah lama tinggal di Australia. Bahasa Indonesia yang digunakannya pun sudah aneh tata bahasanya, saking lamanya beliau tinggal di Australia dan sudah jarang berbicara menggunakan bahasa Indonesia.


Selama berkeliling Australia, belum pernah sekalipun aku mendengar klakson kendaraan. Kalau di Adelaide sih sepi kendaraan, tidak ada alasan untuk membunyikan klakson. Tetapi di pusat kota Sydney dan Melbourne, dimana jalanan kota sempit, kadang terjadi kemacetan disana. Tetapi meskipun macet, tidak sekalipun suara klakson terdengar, tidak seperti di Indonesia dimana ada macet, disitu pasti ada suara klakson bersahut-sahutan dengan merdu. Aku sampai heran, apa mobil di Australia dibuat tanpa klakson ya? “Coba yah, klaksonnya dipencet, bunyi nggak?” tanyaku penasaran.


Kebiasaan di Indonesia, kebawa ke Australia
Lampu lalu lintas terdiri dari 3 warna, merah, kuning, dan hijau. Warna kuning artinya berhati-hati, maksudnya pelankan kendaraanmu karena sebentar lagi lampu merah akan menyala. Nah, kebiasaanku nih, kalo lampu kuning malah makin mempercepat laju kendaraan, keburu kena warna merah. Iya nggak? Kamu juga kan? Hayo ngaku.

Begitu juga si ayah. Di Australia, begitu lampu menyala kuning, si ayah malah tancap gas keburu kena lampu merah. Beberapa centimeter dari garis batas putih, tiba-tiba lampu merah sudah menyala. “Haduh, kena nggak ya?” tanya si ayah mpe keringetan padahal suhu Adelaide saat itu 9C karna sedang musim dingin. “Tadi pas kita lewat, lampunya udah merah apa masih kuning?” tanyanya lagi sambil deg2an. Sampai 3 hari berikutnya, si ayah nggak bisa tidur, takut tiba2 datang surat tilang masuk ke kotak pos-nya.
jalan raya Adelaide, lebar dan sepi

Hehehe, jangan ditiru ya. Sedikit saja melanggar lampu merah atau peraturan lalu lintas lainnya, dendanya muahal buanget lho. Aku aja nggak diijinin ma si ayah ketika pengen nyoba nyetir mobil matic, alasannya karna sim A ku masih berbahasa Indonesia, belum ditranslate. Padahal liat jalan raya Adelaide yg super duper lebar (1 jalur bisa muat 6-8 mobil), dan jumlah kendaraan yg super duper sedikit, gatel rasanya pengen nyetir mobil, jalan raya berasa milik pribadi.


Mahalnya Ongkos Parkir di Australia
Meskipun mempunyai kendaraan sendiri, untuk keliling Kota Adelaide, kami jarang menggunakan mobil pribadi dikarenakan tarif parkir yang mahal, bisa mencapai AUD 3 per jam. Tarif parkir berbeda di setiap tempat. Bahkan beda jam, beda pula ongkos parkirnya.
mesin parkir

Biaya parkir, bisa kita bayar di mesin parkir yang tersebar di sepanjang tempat parkir. Kita tentukan dulu berapa lama kita akan parkir disitu, misal 2 jam, maka kita pencet tombol 2 jam. Setelah biaya parkir nongol di layar, kita masukkan uang ke dalam lubang, kemudian keluarlah tiket parkir kita yang bertuliskan tanggal parkir, serta jam expires tiket kita. Setelah itu, pasang tiket kita di dashboard mobil supaya terlihat dari luar. Jika sampai batas waktu habis mobil kita masih nongkrong disitu, kita akan kena denda yang mahal.

Karena mahalnya ongkos parkir itulah, mobil hanya kami pakai bila tujuan lumayan jauh dari kota, misal ke HahndorfGumeracha, Cleland, Mount Lofty, Barossa, Gawler, dsb. Sedangkan untuk di dalam kota, kami lebih sering bepergian naik tram maupun bus umum.
tram melintas di jalan raya

Tengsin di dalam Tram Adelaide
Suatu hari, si ayah ngajak ke Glenelg naik tram. Kami naik tram dari depan Rundle Mall (tempat nongkrong asyik di Adelaide, dimana sepanjang jalan banyak pengamen kece, pengamen disini ganteng2 dan keren2 lho). Begitu di dlm tram, si ayah beli tiket di mesin yg ada di sebelah pintu (disini tdk ada orang penjual tiket, jadi kita harus bisa melayani diri sendiri).

Setelah tiket berada di tangan, dia masukin tuh tiket ke mesin satunya lagi. Tet tot. Tiket terlontar keluar, ditolak oleh mesin. Waduh. Untung tramnya sepi, jadi nggak malu2 amat deh. Aku kemudian membaca tulisan yg ada di dlm tram. Ternyata, untuk tram di dalam kota, sama dengan di Melbourne, yaitu free alias gratis. Pantes tiketku ditolak mesin, soalnya aku masih berada di dlm kota. Ntar kalo dah di luar city, baru tiket bisa dimasukin mesin.


Tiket Tram dan Bus Umum
Harga tiket tram dan bus di Adelaide dihitung berdasarkan waktu, bukan berdasarkan jarak. Kalau di Indonesia kan ongkos bus umum dihitung berdasarkan jarak. Semakin jauh jarak yang kita tempuh, maka semakin mahal ongkos yang kita keluarkan.

Di Adelaide, harga tiket ditentukan berdasarkan waktu. Misal AUD 3 untuk satu jam. Jadi kita bebas kemanapun naik tram atau bus, bisa pula berganti-ganti jurusan bus, tanpa perlu membeli tiket lagi, asal tiketnya belum expired jam berlakunya.
Sama seperti tram, utk tiket bus, bisa kita beli di mesin yg ada di sebelah pintu masuk bus.
byk bangunan unik seperti ini di Adelaide

Kali ini Tengsin di dlm Bus
Ada hal lucu nih yg dialami temanku. Jadi dia beli tiket bus di mesin dekat pintu masuk. Ketika dia masukin koin $1, koin itu keluar lagi. Harusnya kan koinnya masuk mesin, dan yg keluar itu tiket. Lha ini kok malah koinnya keluar lagi. Trus dia masukin lagi tuh koin. Keluar lagi. Sampai 3X, akhirnya penasaran dong. Mana dibelakangnya udah banyak yg antri mau beli tiket juga. Setelah diamati, ternyata yg dia pegang adalah koin dolar Singapore, bukannya dolar Australia. Ternyata ketika kemaren maen ke Singapur, masih ada koin Singapur tertinggal di dompet. Walah, sama2 $1 cuma beda negara, pantes ditolak mesin. Mesinnya pinter juga ya, bisa mengenali apa itu duit Ostrali ato bukan.

Jangan sampe nggak nyoba rute asyik berikut ini
“Naik bus ke O-Bahn yuk. Keren lho jalannya, kayak rute bwt mainan tamiya gitu” kata si ayah bikin penasaran. “Emang nggak bisa naik mobil aja?” tanyaku. “Jalannya nggak bisa dilewati mobil, cuma bisa dilewati bus khusus” jawabnya.
Akhirnya, berdirilah kami di sebuah halte bus. “Pilih bus yg ada roda kecil kayak roda tamiya di sebelah ban bagian depan” kata si ayah memberi instruksi. “Soalnya cuma bus beroda kecil itulah yg bisa melewati jalan O-Bahn” katanya lagi semakin membuatku penasaran. Emang roda kecilnya buat apa sih?
Matthew Flinders, penjelajah Australia

Setelah bus yg dimaksud datang, kami segera masuk. “Pilih tempat duduk paling depan, biar jalannya keliatan” kata si ayah lagi, tambah bikin penasaran. Setelah bus berjalan agak lama, kami melewati sebuah terowongan pendek. Begitu keluar dari terowongan, barulah jalan O-Bahn keliatan. Oalah, ternyata jalannya berubah jadi kayak rel kereta, cuma bolong di tengah, makanya kalo mobil lewat sini bisa terperosok.

“Lihat tuh si sopir” kata si ayah lagi. Si sopir dengan santai melepas setir dan melipat tangannya di depan dada, hanya kakinya masih menginjak gas. Jadi roda kecil di depan gunanya untuk mengendalikan laju bus, karena jalan di desain supaya pas dengan body bus. Keren.

Ada lagi nih rute lainnya yg nggak kalah seru. Kali ini aku dalam perjalanan pulang dari Savers, sebuah tempat yang menjual barang-barang bekas ato recycle (banyak pakaian, sepatu, perlengkapan musim dingin bekas pakai yg murah meriah disini. meski bekas tapi kondisinya masih bagus), yang beralamat di Kilburn 252 Churchill Road Prospect Adelaide 5082. Sebenarnya ini rute dlm rangka aku nyasar sih, jadi aku terbawa ke daerah pinggiran yang berbukit-bukit.

Waktu itu aku naik bus gandeng yg puanjang, terus aku dpt tempat duduk paling belakang yg agak tinggi. Ternyata bus-nya lewat jalan perbukitan yg berkelak-kelok. Nah, karena busnya super duper puanjang, walhasil aku, Zita, dan si ayah yg duduk paling belakang, kebanting kesana kemari karena laju bus yg meliuk-liuk. Zita sampe ketawa-tawa seneng, berasa naik kuda katanya. Seruuu…

Apa Sih Arti Gaol di Adelaide?
Ada tempat nih, yg sering aku lewati kalo naik tram dari Thebarton (Bonython Park) ke arah city. Sebelum melewati Sahmri Building, ada tulisan ‘Gaol’ di pinggir jalan. “Gaol itu apa sih yah?” tanyaku penasaran. “Orang Adelaide gaol gaol kali” katanya ngasal sambil mengangkat bahu tanda tdk tau. Setelah bertanya pada teman kuliahnya yg orang asli Adelaide, Gaol itu ternyata penjara. Nah loh, setauku penjara itu jail ato prison ya. Setelah aku buka kamus bhs Inggris, ternyata emang gaol = penjara. Waduh, kuper nih aku, baru tau kalo gaol itu bhs inggrisnya penjara.
Sahmri Building

Hal2 Unik di Adelaide
Teng tong teng tong. Aku sedang berada di depan pintu perlintasan kereta api. Papan atau tiang penghalangnya sih sama seperti di Indonesia. “Zita, kereta api di Australia ini panjang banget. Coba ya dihitung ada berapa gerbong” kata si ayah. Zita dengan semangat bersiap-siap menghitung. Begitu kereta terlihat melintas di depan kami, Zita mulai menghitung. “Satu, dua…” Dua doang!!! Hahaha. Ya iyalah. Penduduk Australia kan sedikit, jadi keretanya cuma terdiri dari dua gerbong saja. Nggak seperti di Indonesia, sudah disediain 10 gerbong tetap saja kurang saking banyaknya penduduk Indonesia. Si ayah ngakak, kayaknya seneng banget tuh berhasil menipu istri dan anaknya. Hhhh… kena tipu deh.

Makanan Australi itu rasanya aneh2, tdk sesuai dg lidahku. Misal nih, ada keripik rasa vinegar. Aku kayaknya sering denger kata vinegar, tapi lupa artinya. Setelah aku cicipin tuh keripik, wuek, rasanya aneh. "Ya iyalah, vinegar kan artinya cuka" kata si ayah yg lebih jago englishnya. Ada juga keripik rasa acar, trus coklat rasa madu, dsb yg aneh2.

Selama di Adelaide, aku nggak pernah liat kucing dan tikus seekorpun, nggak seperti di Indonesia dimana kucing dan tikus banyak berkeliaran. Semut juga nggak ada sama sekali, mungkin karena musim dingin, semut2 pada ngumpet, jadi aku tdk perlu khawatir pada Zita yg kalo makan masih suka belepotan kemana2, kalo di Indonesia, dah pasti nih semut2 langsung berdatangan begitu Zita selesai makan karena makannya belepotan. Kecoa, cicak, dan nyamuk yg banyak berkeliaran di Indonesia juga tidak terlihat disini.

Keripik nggak melempem meski bungkusnya nggak ditutup seharian, mungkin karena dingin juga. Sebaliknya, roti yg tadinya empuk dg cepat berubah menjadi keras seperti batu.

Toko-toko banyak yg sudah tutup jam 6 petang. Di perumahan, lampu teras nggak ada yg nyala di malam hari, begitupun di dlm rumah, ruangan gelap gulita jika tdk dipake, karena listrik di Australia sangat mahal, jadi orang Adelaide hemat listrik. Meskipun gelap, keadaan rumah tetap aman. Kalo di Indonesia, begitu ada rumah yg terlihat gelap, pasti langsung disatronin maling deh, makanya org Indonesia nyalain lampu dimana2 meskipun nggak dipake.

Banyak kacang Garuda di supermarket termasuk Coles, dan semua tulisan di kemasan sudah ditranslate ke bhs Inggris. Bangga nih, Garuda terbang sampai sini.

Sampah setiap hari diangkut oleh mesin, bukan oleh orang seperti di Indonesia. Di bawah ini video truk sampah di Adelaide.
Belanja di Coles? Hitung sendiri harga belanjaanmu di mesin kasir yg telah disediakan, dg cara menempelkan barcode. Begitu total belanja sudah muncul di layar, masukkan uangmu kedalam mesin. Sebagian besar Coles di Adelaide (mirip Carefour di Indonesia), tdk punya petugas kasir, jadi kita harus bisa ngitung sendiri belanjaan kita.
pom bensin

Isi bensinmu sendiri jika berkendara di Australia, karena disini tdk ada petugas pom bensin. Meskipun tdk ada petugas, jgn harap bisa kabur kalo blom bayar ya, karena ada kamera dimana2.

Cuci mobil sendiri, meskipun banyak disediakan tempat pencucian mobil, tapi kamu harus mencuci mobil sendiri dg peralatan yg telah disediakan.

Beresin sendiri piring dan gelas bekas kamu makan (misal di Mc D), jangan maen tinggal aja kayak di Indonesia ya.

Pokoknya di Australia ini apa2 harus bisa sendiri, dan hanya dilayani oleh mesin. Mungkin karena penduduk yg sedikit, jadi susah cari pekerja kali ya.

Kangen makanan (jajanan) Indonesia? Datanglah ke Bakulan (Indonesian groceries shop) di 1153 South Road, St Marys. Disini banyak dijual aneka makanan kemasan produk Indonesia seperti taro, wafer superman, indocafe coffemix, pokoknya semua produk Indonesia deh.

Di seberang Bakulan, ada supermarket menjual makanan2 murah. Di tempat ini banyak makanan dg tgl best before yg sudah kelewat, sehingga harganya miring. Ingat ya, best before tdk sama dg expired. Kalo expired berarti makanan sudah tdk layak konsumsi, tapi kalo tgl best before nya sudah kelewat, makanan masih bisa dimakan tapi sudah tdk best lagi.



Oleh2 di Adelaide
Kalo di Sydney ada Paddys Market, di Melbourne ada Victoria Market, trus kalo di Adelaide mau beli oleh2 nyari dimana ya? Ada Adelaide Central Market yg terletak tdk begitu jauh dari Victoria Square, jantungnya kota Adelaide. Disini banyak dijual aneka buah dan sayuran, daging dan seafood, banyak café, Asian Groceries, dan kamu juga bisa belanja oleh2 di tempat ini. Tapi kalo mau yg harganya lebih murah, ada Adelaide Souvenir Wholesalers yg beralamat di 113 Muller Road, Hampstead Gardens. Meskipun tokonya kecil, tapi lengkap dg harga lebih murah. Nah, bagi yg mau ke Adelaide, jgn lupa oleh2 utkku yaaa…

Baca juga :
tentang Melbourne 
tentang Sydney 
Custom Sydney Airport 
Visa Australia

11 komentar:

  1. Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.

      Hapus
    2. Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.

      Hapus
  2. kalau diterapkan di Jakarta, saya yakin Jakarta bisa lebih lapang...

    BalasHapus
    Balasan
    1. tapi mungkin susah juga ngatur orang di jkt saking banyaknya orang. kalo adelaide krn penduduknya dikit, jadi lebih gampang ngaturnya

      Hapus
  3. Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.

    BalasHapus
  4. Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.

    BalasHapus
  5. Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.

    BalasHapus
  6. Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.

    BalasHapus
  7. mainkan game kesayangan kamu di donacopoker dan dapatkan bonus 2x setiap harinya dan ada yang menarik dari donacopoker di tahun baru nanti donacopoker akan memberikan bonus deposit sebesar 50.000 tunggu apalagi jangan samapai kehabisan
    Agen poker online
    Agen poker online
    Judi Kartu Online
    bandar qq donacopoker
    jadi tunggu apalagi hubungi kontak di bawah ini agar kamu tidak penasaran lagi
    BBM : DC31E2B0
    LINE : Donaco.poker
    WHATSAPP : +6281333555662

    BalasHapus
  8. mba, bagaimana cara mendapatkan pekerjaan di Australia?

    BalasHapus