Barelang, merupakan
sebuah jembatan yang menghubungkan tiga pulau besar di Kepulauan Riau, yaitu
Pulau Batam, Pulau Rempang, dan Pulau Galang (Barelang = BAtam REmpang gaLANG).
Jembatan ini terpisah menjadi enam bagian, yaitu jembatan satu, jembatan dua,
dan seterusnya sampai jembatan enam. Dari jembatan satu sampai empat sih
jaraknya lumayan dekat, tapi dari jembatan empat menuju jembatan lima dan dari
jembatan lima menuju jembatan enam, jaraknya jauuuhh banget.
Kalau dilihat di
peta, jarak dari Batam sampai ke ujung Pulau Galang adalah tiga kali lebih jauh
daripada jarak Batam ke Singapore. Jadi kamu kamu mungkin lebih memilih ke
utara, ke Singapore yang lebih dekat, daripada menjelajah ke selatan ke Pulau
Galang. Dari jembatan satu di Pulau Batam sampai ujung Pulau Galang, dapat
ditempuh menggunakan kendaraan dalam waktu satu setengah jam.
jembatan satu |
Mari kita mulai
perjalanan dari jembatan satu di Pulau Batam. Langkah pertama, kita isi bensin
terlebih dahulu, karena di Pulau Rempang dan Pulau Galang tidak ada pom bensin.
dibawah tiang jembatan |
Sebelum memasuki
jembatan, di sebelah kiri jalan disediakan tempat yang selalu ramai dikunjungi
orang untuk dijadikan tempat berfoto dengan latar belakang kemegahan jembatan
Barelang. Ongkos parkir disini lumayan mahal, yaitu sepuluh ribu per mobil
(mahal kalau dibandingin dengan di Magelang lho ya). Tempat makan disini juga
mahal (menurutku sih), harga tidak tercantum di daftar menu sehingga pas bayar
di kasir, tau-tau habisnya banyak. Hiks.
Di sepanjang perjalanan
dari Batam sampai Galang, banyak pantai indah bisa kita temukan. Pantainya
lebih bersih daripada pantai-pantai di Pulau Batam. Ada juga tempat pengungsian
Vietnam (Kampung Vietnam) di Pulau Galang, letaknya setelah jembatan lima, di
sebelah kiri jalan.
Dari jembatan satu
sampai empat, tanda-tanda kehidupan masih bisa kita temukan, masih banyak rumah
penduduk dan warung di pinggir jalan. Begitu pula kendaraan, masih ada beberapa
yang melintas. Tetapi setelah melewati jembatan keempat, jalanan mulai terlihat
sepi, tidak ada rumah penduduk apalagi warung, hanya setiap sepuluh menit
sekali aku berpapasan dengan kendaraan lain, selebihnya, kendaraanku berjalan
sendirian. Tetapi tetap belum bisa mengalahkan sepinya jalan luar kota di
Australia sih.
bermain pasir, sendiri |
Karena selama
perjalanan menuju ujung Pulau Galang aku banyak mampir ke pantai-pantai indah
yang banyak terdapat di sepanjang perjalanan, jam 18.30 aku baru sampai ke
ujung Galang. Sebenarnya di depanku masih ada jalan, tetapi jalannya belum
beraspal. Entah sampai mana kalau aku masih maju terus mengikuti jalan tanah
itu. Meskipun sudah jam 18.30 langit masih terlihat lumayan cerah disini.
Sunset terlihat indah dari sini.
bersantai di pinggir pantai yang sepi |
Salah satu pantai
yang rekomended adalah Pantai Mirota, yang terletak di kanan jalan, setelah
jembatan lima, dengan tiket masuk seharga 10.000 per orang. Disini pasir dan
airnya bersih, pengunjungnya tidak terlalu ramai, ombaknya tidak terlalu besar,
dan ada rumah panggung tempat kita bisa menikmati indahnya laut, dengan
kapal-kapal minyak di kejauhan.
menikmati laut bertabur kapal minyak dikejauhan |
Masih ada beberapa
pantai lain di sepanjang jalan, dan semuanya memang terletak agak jauh dari
jalan raya, jadi pantainya tidak terlihat dari jalan raya, hanya papan
petunjuknya saja yang nampang di pinggir jalan.
Nah, dalam perjalanan
pulang nih, gelap gulita menyelimuti kami. Sudah jalanan sepi, tidak ada
kendaraan lain yang melintas, tidak ada rumah penduduk di pinggir jalan, lampu
jalan pun tidak ada sama sekali. Kalau mobil sampai mogok disini, sepertinya
seram sekali. Sinyal hape pun timbul tenggelam. Sampai di jembatan empat, baru
deh kehidupan mulai terlihat lagi.
pemandangan laut memang selalu indah ya apalagi bila ada perahu-perahu..
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapus