Duduk di pasir pantai yang lembut,
memandang bukit batu yang mengelilingiku, sambil mendengarkan lagu Pure Shores
yang dinyanyikan All Saint (soundtrack film The Beach), membuatku membayangkan
bahwa Leonardo DiCaprio pernah duduk di pasir pantai yang sama denganku. Cuma
bedanya, kalau di film, pantai ini sepiii sekali, tetapi di hadapanku sekarang…
banyak orang dari berbagai negara berjubel, turun dari kapal mereka dan
berjalan diantara air menuju pantai.
Secara politik, Phi Phi Island merupakan
bagian dari provinsi Krabi di Thailand. Untuk dapat sampai ke Phi Phi Island,
kita harus naik kapal selama satu jam lebih dari dermaga Phuket.
Pulau terbesar dalam kepulauan ini
adalah Koh Phi Phi Don, dan merupakan satu-satunya pulau yang berpenghuni.
Sedangkan Maya Bay terletak di pulau terbesar kedua yaitu Koh Phi Phi Ley yang
tidak berpenghuni. Maya Bay menjadi terkenal dan banyak dikunjungi wisatawan
setelah digunakan sebagai tempat syuting film The Beach.
Ketika
mendarat di Maya Bay, kapal kami tidak bisa terlalu mendekati pantai, kami
harus berjalan kira-kira 50 meter untuk sampai ke pantai. Lah. Gimana nih.
Bajuku pasti basah. Aku berjalan sambil berjinjit. Tapi percuma saja, meskipun
dengan berjinjit, bajuku tetap basah dari pinggang ke bawah. Sambil berjalan,
aku mengangkat tangan tinggi-tinggi untuk menyelamatkan handphone dan kameraku
dari serbuan air.
Sebenarnya
disitu ada orang yang kerjaannya wara-wiri antara kapal dan pantai sambil
membopong orang yang tidak mau berbasah-basahan. Kebanyakan posisi mereka duduk
mengangkang di pundak, mengepit kepala petugas penyeberangan. Aku membayangkan
diriku duduk mengangkang di leher seorang pria yang tidak kukenal begitu,
sepertinya sangat tidak nikmat sekali. Belum lagi kalau aku tiba-tiba jatuh
dari pundaknya, wah pasti malu banget. Lebih baik aku jalan sendiri saja
meskipun itu artinya aku harus basah sekujur tubuh. Aku menginjak batu-batu
karang, ada yang tinggi, ada yang rendah sampai aku tenggelam setinggi dada.
Kalau tidak berhati-hati melangkah, bisa saja kita terperosok ke dalam lubang
karang. Tapi untungnya air disitu jernih sekali, sehingga kita bisa melihat apa
yang kita injak dengan jelas.
mejeng dulu di Maya Bay, Phi Phi Island, Thailand |
Selain
Maya Bay, tempat menarik lain di Koh Phi Phi Ley adalah Pileh Lagoon. Lagoon
(atau laguna dalam bahasa Indonesia) adalah sekumpulan air asin yang terpisah
dari laut oleh penghalang yang berupa pasir, batu karang, atau semacamnya.
Jadi, laguna bisa diartikan juga sebagai air yang tertutup di belakang gugusan
karang atau pulau-pulau.
Zita bermain pasir di Maya Bay, Phi Phi Island |
Laguna
umumnya memanjang sejajar dengan pantai, dan dipisahkan dari laut oleh pulau
penghalang, pasir, dan bebatuan atau terumbu karang. Pileh Lagoon ini mempunyai
bukaan ke laut yang lebih sempit dibanding Maya Bay.
Sayang keadaan air saat itu kurang
bersahabat. Air saat itu dangkal sehingga membuat kapal kami tidak bisa masuk
ke dalam lagoon karena khawatir tersangkut karang yang banyak terdapat disitu.
Kami hanya bisa menikmati Lagoon itu dari atas kapal. “We can’t go there
because the water is shallow. But don’t worry, I assure you, there is not more
beautiful than me, lagoon itu tidak lebih cantik dariku” kata Miss Jennifer
centil, dia adalah guide kami yang orang asli Thailand.
Miss Jennifer, berbaju pink & celana putih, selalu memuji dirinya sendiri beautiful |
Pileh
Lagoon, menurut penjelasan Miss Jennifer, merupakan tempat yang sama
spektakulernya seperti Maya Bay, yaitu berupa laguna yang indah, airnya
berwarna kristal biru, dan hangat sepanjang tahun. Ikan-ikan mengerubungi kapal
kami di pintu masuk Pileh Lagoon, seperti kerumunan orang-orang yang antri
sembako di Indonesia.
ikan berkerumun di sekitar kapal, seperti kerumunan orang antri sembako |
Dari
Pileh Lagoon, kami lanjut ke Viking Cave, sebuah gua yang banyak terdapat
burung yang membuat sarang mereka disana. Sarang yang dibuat oleh burung-burung
dari air liur mereka, dipanen dari februari hingga april oleh penduduk setempat
yang menggunakan bambu reyot, setelah burung selesai bersarang. Sarang dijual
ribuan dolar per kilo dan digunakan untuk sup sarang burung yang lezat di
China.
Viking Cave |
monyet diantara pengunjung |
Dari Viking Cave, kami menuju Loh Samah
Bay untuk snorkeling.
ayo nyebur |
Mau
pipis gratis?
Puas snorkeling, kami lanjut ke Phi Phi
Don, pulau terbesar di Kepulauan Phi Phi, untuk istirahat makan siang. “Now, we
go to Phi Phi Don. Disana ada toilet umum, if you want to pee, you can go to
the toilet and pay 10 baht. Atau bagi yang tidak mau mengeluarkan uang, kalian
bisa masuk ke air laut, pura-pura berenang, dan buang air disitu, and it is
free” kata Miss Jennifer dengan bahasa Inggris berlogat Asia yang lancar.
Sampai
di Koh Phi Phi Don, lagi-lagi kapal tidak bisa merapat ke pantai. Kami harus
turun ke air untuk dapat berjalan sampai ke pantai. Bajuku yang sudah kering
terpanggang matahari, lagi-lagi harus basah.
Koh
Phi Phi Don adalah pulau terbesar di Kepulauan Phi Phi ini, dan merupakan
satu-satunya pulau dengan penduduk permanen. Phi Phi Don awalnya dihuni oleh
nelayan muslim selama akhir 1940-an (80% penduduknya adalah muslim), dan
kemudian menjadi perkebunan kelapa. Namun sekarang, penduduk beragama Budha
lebih mendominasi wilayah ini.
Pada
26 Desember 2004, Koh Phi Phi Don hancur oleh tsunami setinggi 10 meter setelah
terjadinya gempa bumi di Samudra Hindia. Pada saat tsunami, pulau itu memiliki
perkiraan 10.000 penghuni termasuk wisatawan. Setelah tsunami, sekitar 70% dari
bangunan di pulau itu telah hancur, sekitar 850 mayat telah ditemukan, dan
diperkirakan 1.200 orang masih hilang. Jumlah korban jiwa tidak diketahui
dengan pasti.
Segera
setelah bencana, pulau itu dievakuasi. Pemerintah Thailand menyatakan pulau
sementara ditutup. Banyak pekerja Thailand sementara kembali ke kota asal
mereka, dan mantan penduduk tetap ditempatkan di sebuah kamp pengungsi di Nong
Kok di Propinsi Krabi.
Seminggu
kemudian, didirikanlah sebuah organisasi sukarela, yang banyak merekrut relawan
backpacker sementara, diantaranya lebih dari 3.500 orang menawarkan bantuan
mereka, dan kembali ke pulau untuk menghilangkan kotoran dari teluk dan terumbu
karang. Mereka membersihkan puing-puing sebanyak mungkin dengan tangan, dengan
demikian dapat sekalian mencari paspor untuk identifikasi.
Setahun
kemudian, hampir 1.500 kamar hotel yang telah dibuka, serta hampir seluruh
bisnis di pulau ini telah beroperasi kembali.
Selama seharian berada di atas kapal,
turis di kapalku yang orang Indonesia banyak yang ngomongin Miss Jennifer. “Itu
payudaranya asli nggak sih? Kok bisa bulet begitu?” tanya orang di sebelahku.
“Asli tau. Operasi kali” jawab orang di depannya. “Sumpelan doang ah. Paling
juga isinya kain” jawab orang yang lain lagi. Kami ngomongin Miss Jennifer
dengan suara keras tanpa berbisik-bisik, karena tau kalau Miss Jennifer itu
nggak ngerti bahasa Indonesia. Gini nih enaknya pergi ke negeri orang, bisa
ngomongin orang tanpa merasa sungkan karena mereka tidak paham bahasa kita. ^-^
Besok kita kemana lagi Zita…?
Baca juga :
- Terbang ke Thailand Bikin Ngakak
- Yang Unik di Thailand
- Ada Apa Saja di Phuket?
- Tempat Wisata di Bali
Pantai ini memang cakep ya, aku nggak penrah perhatian sama leonardonya, yg bikin aku kesemsem itu bening pantainya. pantai ini nggak pernah sepi dari wisatawan
BalasHapuseh ada mb zulfa. dah pernah mbolang ke magelang blom? byk tempat menarik disini, tapi blom sempat aku tulis krn fotonya jelek2. monggo lho kalo pas lewat magelang maen ketempatku, tak ajak blusukan. ^-^
HapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusPasir putih + air laut nya biru dan bening banget, semoga bisa nyusul kesana deh hihihi
BalasHapusWatch movie bluray
Download/Watch Zootopia (2016)
pantainya keren dan begitu indah, airnya juga jernih sekali..
BalasHapus