Selangkah demi selangkah, kulalui jalan tanah berkerikil ini.
Puncak Sukmojoyo masih berada jauh di depanku. Disaat orang berbondong-bondong
menuju Punthuk Setumbu yang menjadi artis dadakan setelah film AADC2 tayang di
bioskop, aku lebih memilih berjalan ke arah Punthuk Sukmojoyo yang belum
seramai Setumbu.
Punthuk Sukmojoyo terletak tidak begitu jauh dari Punthuk
Setumbu, keduanya masih berada dalam satu kecamatan, yaitu Kecamatan Borobudur,
Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Hanya saja keduanya berada di desa yang
berlainan. Jika Punthuk Setumbu berada di Desa Karangrejo, maka Punthuk
Sukmojoyo berada di Desa Giritengah.
“Gila nih, kalau ini sih trek buat para pendaki gunung”
kataku sambil terengah-engah, kesulitan bernapas. Untung jaman SMA dulu aku
sudah sering naik gunung Merbabu, Sindoro, dan Sumbing (tiga dari lima gunung
tinggi yang mengelilingi Magelang).
Setelah perjuangan yang berat, dengan peluh bercucuran,
akhirnya aku melihat pemandangan yang luar biasa cantik.
Sunrise di Puncak Sukmojoyo |
Pemandangan disini sangatlah menarik, tetapi, perjalananku
untuk dapat sampai ketempat ini tidak kalah menarik. Mari kita masuk ke laci
meja belajar Nobita, pinjam mesin waktu milik Doraemon, dan kembali ke masa dua
jam sebelumnya.
Awal Mula
Jam lima pagi… Gelap masih menyelimuti Magelang ketika aku
keluar rumah dan menyalakan mesin motor, motor yang selalu menemaniku
menjelajah ketempat-tempat indah. Fyi, aku bukanlah sopir mobil yang handal
meskipun SIM A sudah berada di dalam dompetku sejak 15 tahun yang lalu, jadi
aku lebih memilih menggunakan sepeda motor untuk menjelajah.
Motorku berlari dalam kegelapan pagi Magelang yang berkabut.
Tidak sampai satu jam kemudian, aku sudah sampai di kaki Candi Borobudur yang
megah membahana tiada tandingnya itu. Tujuan awalku sebenarnya adalah Punthuk
Mongkrong.
Magelang dikelilingi oleh lima gunung yang tinggi dan
dikepung oleh pegunungan dari segala arah. Dan, pegunungan itu jika
diperhatikan mempunyai banyak ‘punthuk’ (entah apa bahasa Indonesia-nya
punthuk?). Jadi, Magelang tidak hanya mempunyai Punthuk Setumbu saja, masih
banyak tempat lain yang menawarkan pemandangan indah untuk berburu sunrise,
diantaranya Gereja Ayam, Bukit Barede, Pos Mati, Punthuk Mongkrong, Watu
Kendil, Punthuk Sukmojoyo, Punthuk Gupakan, dan punthuk-punthuk yang lain.
Pada awalnya, tujuanku adalah Punthuk Mongkrong, rutenya
hampir sama dengan rute ke Punthuk Setumbu. Langkah pertama, carilah Hotel
Manohara yang berada di samping Candi Borobudur. Dari situ, ikuti jalan menuju
Punthuk Setumbu (ada papan petunjuk di sebelah Hotel Manohara). Nah, begitu ada
perempatan jalan, kalau ke kanan adalah Punthuk Setumbu dan Rumah Kamera, maka
kalian lurus saja (kebanyakan kendaraan sih belok ke kanan karena mau ke
Punthuk Setumbu yang sudah terkenal itu).
Di perempatan selanjutnya (perempatan kedua) ada bangunan
Kantor Kepala Desa TukSongo, baru kalian belok ke kanan. Ikuti jalan sampai ada
perempatan (disebelah kanan jalan ada Toko Wijaya), pilihlah jalan ke arah
kiri. Mulai dari situ, papan petunjuk menuju Punthuk Mongkrong sudah mulai
bertebaran.
Papan pertama yang kita temui adalah tanda jalan menuju Pos
Mati (tempat seru juga untuk berburu sunrise). Kalau ke Pos Mati belok kanan,
kalau ke Punthuk Mongkrong masih lurus. Tidak berapa lama, sampailah kita di
tempat parkir mobil. Disini, biasanya pengendara mobil berhenti dan melanjutkan
perjalanan menggunakan ojek. Karena aku mengendarai motor sendiri, maka aku
terus saja belok kanan mengikuti jalan yang menanjak dan berliku (kalau lurus
ke arah Watu Kendil).
Gila deh jalannya, kalau bukan pengendara motor yang hebat
seperti aku, sepertinya akan kesusahan melewati jalan ini. Pemandangan di
sebelah kananku keren abis. Konsentrasiku jadi terbagi antara serius memandang
jalan berliku dan menanjak tajam di depanku, sambil sesekali melirik
pemandangan yang terhampar indah di sebelah kananku. Keren sekali. Awesome.
Meskipun jalanannya susah dilalui, tetapi untuk mengobati rasa penasaranku atas
foto-foto keren Punthuk Mongkrong yang banyak beredar di internet, aku tetap
semangat memacu motorku.
Sialnya, ketika hampir sampai, aku diberitahu oleh penduduk
setempat bahwa Punthuk Mongkrong sedang ditutup karena ada jalan yang sedang
diperbaiki. Akhirnya aku berbelok ke kanan ke arah Punthuk Sukmojoyo. Sama-sama
punthuk ini, kataku dalam hati.
melihat foto di spanduknya keren yaa.. |
Tertipu GPS
Aku bisa sampai tempat ini berdasarkan panduan dari GPS.
Jalan yang kulalui semakin menyempit meskipun ketajaman tanjakan dan
lika-likunya tidak juga berkurang. Pemandangan semakin indah karena aku berada
semakin tinggi. Sampai di tempat parkir motor, aku melanjutkan dengan berjalan
kaki. Perjalanan kaki yang kulalui tidaklah mudah. Jalannya mirip rute untuk mendaki
gunung, nanjaknya pakai banget. Aku kira jalannya sudah mulus seperti jalan
menuju Punthuk Setumbu yang sudah disemen, ternyata jalannya masih berupa tanah
terjal berbatu.
jalan kaki lewat sini |
dan sini |
dan sini |
Setelah menanjak jauh dan beberapa kali beristirahat di gubug
yang banyak disediakan di sepanjang jalan, sampailah aku di jalan yang lebih
lebar dan… ada motor melintas di jalan itu! Lha kok? Motor bisa sampai sini?
Aku misuh-misuh karena merasa bodoh parkir di tempat yang jauh, padahal ada
tempat parkir yang dekat begini sehingga aku tidak perlu melewati jalan tanah
berbatu, licin, nanjaknya pakai banget, membuatku ngos-ngosan, keringetan,
kehausan, dan juga kelaparan.
banyak tersedia tempat beristirahat seperti ini di sepanjang jalan, dengan pemandangan indah menghampar di depan mata |
Rute yang lebih mudah
“Ini motor asalnya darimana mas? Kok bisa sampai sini? Saya
parkirnya di bawah sana tuh, jauuuhh” aku langsung curhat dengan berapi-api
pada mas-mas yang jadi tukang parkir disitu. “Jalan ini asalnya dari Desa
Karang Anyar mbak, muter jauh, harus muterin gunung” jawab tukang parkir itu.
Mending muterin gunung tapi naik motor deh, daripada harus jalan kaki jauh
begini. Bagi yang tidak tahu jalan lebih baik naik ojek supaya tidak perlu
berjalan kaki yang jauhnya minta ampun ini.
Aku kembali berjalan sambil manyun karena merasa tertipu oleh
GPS yang membawaku kesini. Seharusnya tadi aku ketik di GPS ‘rute menuju
Punthuk Sukmojoyo yang nggak usah pake jalan jauh’. Kalau dari tempat parkir
yang ini, yang lewat Desa Karang Anyar ini, Punthuk Sukmojoyo sudah terlihat
dekat, hanya tinggal beberapa langkah lagi.
nih jalannya cuma sedikit kalau tahu tempat parkir yang benar |
Siapkan Uang Masuk!
Kesialanku selanjutnya nih, ternyata ada pintu masuk menuju
Punthuk Sukmojoyo. Dan di pintu itu, disediakan kotak amal yang bergembok, dan
bertuliskan ‘ongkos masuk : seikhlasnya’. Aku membuka dompet, dan cuma ada dua
lembar seratus ribu di dalamnya. Hadeh, masak aku masukin seratus ribu sih?
Masuk Borobudur yang megah membahana tiada tanding saja tidak semahal itu.
Aku merogoh kantong baju sebelah kanan, nemu selembar
seribuan (kembalian ongkos parkir di pasar kayaknya), kantong baju sebelah kiri
nemu koin lima ratus rupiah (sisa jajan Zita mungkin), dan nemu lagi selembar
dua ribu di selempitan tas (hmm.. kalau yang ini sepertinya uang kembalian
nambal celana yang bolong kemarin). Aku masukin semua deh itu total tiga ribu
lima ratus. Maaf ya, besok aku tambahin kalau aku kesini lagi, dan pasti ku kan
kembali kesini lagi karena tempatnya keren abis. Kalau kesini siapin uang masuk
seikhlasnya yaa… biar nggak nge-bon seperti aku. ^_^
tidak berani berdiri seperti foto di spanduk, jadi duduk saja lah |
saltum, naik gunung pakai rok panjang, akhirnya ribet sendiri |
Banyak tempat wisata lain disekitar sini lho, diantaranya
Watu Kendil (batu ajaib di puncak bukit), Curug Watu Ploso (curug tiga
tingkat), Goa Sedeku, Bukit Limasan, Sendang Suruh, dsb.
Tulisan ini diikutsertakan dalam lomba
Blog Visit Jawa Tengah 2016 yang diselenggarakan oleh Dinas Kebudayaan dan
Pariwisata Provinsi Jawa Tengah @visitjawatengah
(www.twitter.com/visitjawatengah;
Punthuk itu artina 'gundukan'
BalasHapuskapan Punthuk sukorini ditulis dan dipopulerkan???
Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
HapusKomentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
Hapustempatnya benar-benar indah ya, meskipun jalan yang harus di lalui cukup sulit untuk mencapai punthuk sukmojoyo..
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapus